PKB Donggala
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan
saat ini realitas politik di Indonesia dalam masa yang sulit.
Menurutnya, ada beberapa hal yang membuat realitas politik di Indonesia
terkesan pahit.
"Pertama realitas politik yang pragmatis dan disalahartikan sebagai politik transaksional," kata dia dalam acara 'Orientasi dan Pendalaman Tugas Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Anggota DPRD se-Jabar, DKI dan Banten' di Hotel Maharani, Jakarta, Selasa (20/6/2012).
Dengan adanya politik transaksional ini, kata Cak Imin, sapaan Muhaimin, terjadilah praktik politik uang (money politics). Cak Imin mengatakan, politik transaksional inilah yang kemudian diidentikkan dengan politik uang, seperti yang terlihat saat Pemilukada diselenggarakan.
"Pertama realitas politik yang pragmatis dan disalahartikan sebagai politik transaksional," kata dia dalam acara 'Orientasi dan Pendalaman Tugas Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Anggota DPRD se-Jabar, DKI dan Banten' di Hotel Maharani, Jakarta, Selasa (20/6/2012).
Dengan adanya politik transaksional ini, kata Cak Imin, sapaan Muhaimin, terjadilah praktik politik uang (money politics). Cak Imin mengatakan, politik transaksional inilah yang kemudian diidentikkan dengan politik uang, seperti yang terlihat saat Pemilukada diselenggarakan.
Cara seperti inilah yang mengakibatkan banyaknya oknum-oknum gubernur dan wali kota tersangkut kasus korupsi, karena dalam setiap pencalonan membutuhkan dana yang besar. "Karena itu kita perlu akhiri politik tidak beradab ini. Kenyataan seperti ini yang mejadi agenda nasional PKB untuk memberantasnya," tegas Cak Imin.
Dilanjutkan Cak Imin, pahitnya realitas politik yang kedua adalah soal tata politik yang ada. Menurutnya, perlu penyempurnaan tata politik baik di daerah atau pun pusat.
"Itu yang harus direnovasi, sistemnya yang kurang baik dan itu yang harus dirubah. Karena itu, banyak hal yang harus PKB rubah agar sistemnya menjadi lebih baik," kata dia.
Selanjutnya soal pahitnya realitas politik di Indonesia adalah kesadaran berpolitik. "Kita memakai politik pasar, yang dominan yang menang. Pengelolaan politik kita harus dikelola dan diarahkan untuk berubah ke arah politik yang lebih tepat sesuai dengan kepentingan pendiri negara ini," jelasnya.
Karena itu, dia memupukkan semangat kepada kadernya untuk bisa merubah realitas politik yang ada saat ini dan dirubah menjadi realitas politik yang lebih baik.
"Itu dengan cara menguatkan kulturalnya, punya pesantren, punya ulama dna tradisi yang itu harus dijaga," kata dia. (put)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar