dpc pkb donggala,
Pelayanan
kesehatan di Kabupaten Donggala belum berjalan optimal, malah cenderung
menuai sorotan warga, seperti yang terjadi di Desa Lembasada Kecamatan
Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Warga di desa itu mempertanyakan
peruntukan mobil ambulance sebagai salah satu fasilitas pendukung
pelayanan kesehatan di Puskesmas Lembasada. Pasalnya, mobil ambulance
tidak lagi berfungsi untuk melayani warga yang sakit atau berduka, malah
mobil ambulance terkesan menjadi kendaraan pribadi dokter Masye sebagai
dokter tetap di Puskesmas tersebut.
Nasrun, salah seorang warga Lembasada menuturkan kekecewaannya terhadap pihak Puskesmas Lembasada, khususnya dokter Masye yang bertugas di Puskesmas tersebut. Katanya, selain yang jarang berada di tempat, dokter Masye juga membawa mobil ambulance ikut bersamanya meninggalkan Puskesmas, sehingga warga kesulitan saat membutuhkan penanganan dokter atau membutuhkan mobil ambulance. “Saat dibutuhkan, dokter selalu tidak berada di tempat bersama mobil ambulancenya juga,” ujar Nasrun kepada Radar Sulteng (JPNN Group), Rabu (30/5).
Dikatakannya, masalah tersebut kerap terjadi dan dialami oleh warga
Lembasada dan sekitarnya. Yang dipersoalkannya, mobil ambulance yang
seharusnya stand by di Puskesmas itu ternyata juga dijadikan mobil
pribadi dokter. Sehingga kata Nasrun, jika keadaan darurat, warga atau
pasien yang membutuhkan pertolongan, misalnya pasien yang harus
dilarikan ke rumah sakit, akan kesulitan untuk segera tiba di urmah
sakit, karena kendaraan tidak ada.
Nasrun, salah seorang warga Lembasada menuturkan kekecewaannya terhadap pihak Puskesmas Lembasada, khususnya dokter Masye yang bertugas di Puskesmas tersebut. Katanya, selain yang jarang berada di tempat, dokter Masye juga membawa mobil ambulance ikut bersamanya meninggalkan Puskesmas, sehingga warga kesulitan saat membutuhkan penanganan dokter atau membutuhkan mobil ambulance. “Saat dibutuhkan, dokter selalu tidak berada di tempat bersama mobil ambulancenya juga,” ujar Nasrun kepada Radar Sulteng (JPNN Group), Rabu (30/5).
“Seperti kecelakaan maut mobil Avansa yang menewaskan 3 orang pada Senin (28/5) malam lalu. Saat itu, ke-3 orang ini begitu membutuhkan pertolongan karena pendarahan, tapi tidak bisa lagi tertolong, karena mau dilarikan ke Puskesmas, Dokternya tidak ada, apalagi mobil ambulance yang digunakan untuk membawa korban ke RS lebih-lebih tidak ada juga. Padahal malam itu kecelakaan terjadi di Depan Puskesmas Lembasada,” ujar Nasrun.
Dia menambahkan, hal ini merupakan catatan merah bagi Puskesmas Lembasada, khususnya Kepala Puskesmas dan Dokter yang bertugas. Oleh karena itu, demi kepentingan masyarakat pada umumnya, dan khususnya masyarakat Kecamatan Banawa Selatan, warga meminta ketegasan dari Bupati Donggala Habir Ponulele dan pihak Dinas Kesehatan Donggala agar mengevaluasi kinerja dokter dan kepala Puskesmas Lembasada. “Kami berharap kedepannya masalah seperti ini jangan lagi terulang,” tandasnya.
Sementara dr Masye yang bertugas di Puskesmas itu, saat dikonfirmasi media ini mengatakan, hingga kini Puskesmas Lembasada belum memiliki mobil ambulance. Kata dia, apa yang disampaikan oleh warga adalah keliru, karena mobil ambulance hingga kini memang belum dimiliki oleh pihak Puskesmas Lembasada, sehingga wajar saja warga mengeluhkan kesulitan saat membutuhkan mobil ambulance.
Kata dia, mobil yang ada di Puskesmas Lembasa saat ini, adalah mobil yang dijadikan Puskesmas Keliling, sehingga tidak selalu berada di tempat. “Mobil di Puskesmas Lembasada ini berfungsi sebagai Puskesmas Keliling yang juga untuk operasional Kepala Puskesmas,” jelas Dokter Masye meluruskan.
Akan tetapi lanjut Dokter Masye, mobil tersebut juga sering digunakan untuk merujuk pasien ke Rumah Sakit. Dia juga mengaku, pada malam hari tidak berada di Puskesmas. “Kalau malam, memang saya tidak ada di Puskesmas, karena harus kembali ke Donggala. Tetapi mobil tersebut kini telah kami simpan di Puskesmas,” tandasnya. (cdy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar