Fakta perempuan masih mengalami diskriminasi di dunia politik menyita
perhatian Ketua Umum DPP PPKB Ana Muawanah. Menurut dia, sudah saatnya
dominasi laki-laki di dunia politik diakhiri.
“Kader PKB harus memiliki pola pikir yang berbeda, di mana peran
perempuan dalam politik dan pembangunan setara dan sama pentingnya, tak
ada lagi perbedaan,” ujarnya di depan para peserta Bimtek untuk anggota
dewan pengurus wilayah, cabang dan dewan se-DKI Jakarta, Jawa Barat, dan
Banten di Hotel Maharani, Jakarta Selatan, Kamis (21/6/2012).
Ana tak hanya menggugat pandangan bahwa dunia politik milik laki-laki
saja. Untuk mengubah fakta masih terpinggirkannya perempuan di pentas
politik nasional, dia juga melecut para koleganya agar bersikap
proaktif.
Perempuan, menurut dia, harus memiliki kepercayaan diri untuk
mengambil posisi sentral di kancah politik guna memperjuangkan aspirasi
kaumnya.
“Siapa lagi yang akan memperjuangkan nasib perempuan bila perempuan
hanya menerima apa adanya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh
perempuan, tak hanya sebagai objek, tapi juga subjek pembangunan,”
serunya.
Emansipasi wanita, imbuh Ana, sejatinya sudah lama dikenal oleh
bangsa Indonesia. Ironisnya, hingga kini perempuan masih saja mengalami
keterkungkungan dalam pola pikirnya, sehingga kembali menjadi kaum yang
kurang diuntungkan.
Dalam kehidupan politik misalnya, perempuan masih saja mengalami
diskriminasi gender. Dilihat dari prosentase di DPR maupun DPRD, tingkat
keterwakilan dan terakomodirnya aspirasi perempuan masih sangat minim.
Ujung-ujungnya perempuan selalu menjadi objek politik dan bukan sebagai
subjek.
“Dalam konteks ini kaum laki-laki juga sedapat mungkin membantu
perempuan mewujudkan cita-cita bias gender. Sehingga peran perempuan tak
selalu tersudutkan,” tutupnya. (lie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar