dpc pkb donggala,
Donggala - Proyek normalisasi dan pembangunan penahan tebing sunggai di Desa Limboro Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang belum lama dikerjakan itu mengalami rusak berat, akibat kwalitas pekerjaanya rendah. Kontraktor diduga telah mark up proyek tersebut.
Dari hasil pantauan dilokasi, terlihat ada beberapa titik tanggul yang mengalami rusak berat, Padahal pekerjaanya belum lama dikerjakan. Diduga proyek tersebut, saat pelaksanaanya dilapangan banyak di mark up dan menyalahi bestek, sehingga kwalitas pekerjaanya pun asal jadi. Dampaknya, proyek yang menelan anggaran ratusan juta rupiah itu sia-sia, dan tidak memberi harapan yang positif bagi masyarakat yang membutuhkan.
Menurut pengakuan seorang warga yang berhasil ditemui dilokasi menyebutkan,proyek yang pekerjaanya belum lama diselesaikan oleh pihak kontraktor itu telah menyalahi aturan. Dimana saat pelaksaanaanya pun, kurang diawasi, sehingga menyebabkan para tukang yang kerja asal jadi. “Awalnya kami bersyukur ada perbaikan penahan tebing disungai ini, untuk mengantisipasi musibah sewaktu-waktu tiba. Namun, kalau hasil pekerjaanya seperti ini, tentu hanya membuang uang sia-sia saja,” tegas Atnan warga Desa Limboro.
Proyek penahan tebing ini, kata Atna, itu telah lama di ajukan ke Pemerintah agar segera dikerjakan. Namun saat akan dikerjakan, hasilnya pun tidak memuaskan. Hal itu menurut dia, akan membebani masyarakat saja agar berhati-hati saat akan terjadi musibah bencana alam sewaktu-waktu tiba. “Kami berharap akan aman setelah dikerjakan, tap kalau hasilnya seperti ini, tentunya sama dengan bohong dikerjakan,” jelasnya.
Berdasarkan hal itulah, tambah dia, Pemerintah diminta untuk mengevaluasi sejumlah hasil pekerjaan para kontraktor yang dilakukan. Tidak mentup kemungkinan sejumlah proyek di Daerah lain hasilnya pun seerti ini. Kalau memang tidak dilakukan cara seperti itu, tentunya masyarakat akan merasa dirugikan, sehingga membuat polemic di masyarakat. “ Kalau Pemerintah tentunya ada bermain dengan pihak pelaksana sejumlah proyek yang tersebar di Wilayah Donggala,” tutupnya.
Salah satu proyek yang belum selesai masa pemeliharaanya itu, tentu masih menjadi taggungjawab pelaksana itu sendiri untuk memperbaiki sejumlah pekerjaanya yang mengalami kerusakan. Seperti proyek penahan tebing sungai di Desa Limboro itu, yang mana kondisinya sangat para. Ada beberapa titik mengalami kerusakan, mulai dari kerussakan berskala kecil hingga kerusakan yang berat seperti tanggul ambruk. Hal itu akan menjadi tanda tanya di benak masyarakat. Kalau proyek itu jelas telah di mark up.
Samppai berita ini diterbitkan, belum diketahui berapa jumlah anggaran yang digeliontorkan untuk mengerjakan proyek iyu, dan belum diketahui perusahaan apa yang mengerjakannya.
Kristal
www.majalahteropong.mypalucity.com
Donggala - Proyek normalisasi dan pembangunan penahan tebing sunggai di Desa Limboro Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang belum lama dikerjakan itu mengalami rusak berat, akibat kwalitas pekerjaanya rendah. Kontraktor diduga telah mark up proyek tersebut.
Dari hasil pantauan dilokasi, terlihat ada beberapa titik tanggul yang mengalami rusak berat, Padahal pekerjaanya belum lama dikerjakan. Diduga proyek tersebut, saat pelaksanaanya dilapangan banyak di mark up dan menyalahi bestek, sehingga kwalitas pekerjaanya pun asal jadi. Dampaknya, proyek yang menelan anggaran ratusan juta rupiah itu sia-sia, dan tidak memberi harapan yang positif bagi masyarakat yang membutuhkan.
Menurut pengakuan seorang warga yang berhasil ditemui dilokasi menyebutkan,proyek yang pekerjaanya belum lama diselesaikan oleh pihak kontraktor itu telah menyalahi aturan. Dimana saat pelaksaanaanya pun, kurang diawasi, sehingga menyebabkan para tukang yang kerja asal jadi. “Awalnya kami bersyukur ada perbaikan penahan tebing disungai ini, untuk mengantisipasi musibah sewaktu-waktu tiba. Namun, kalau hasil pekerjaanya seperti ini, tentu hanya membuang uang sia-sia saja,” tegas Atnan warga Desa Limboro.
Proyek penahan tebing ini, kata Atna, itu telah lama di ajukan ke Pemerintah agar segera dikerjakan. Namun saat akan dikerjakan, hasilnya pun tidak memuaskan. Hal itu menurut dia, akan membebani masyarakat saja agar berhati-hati saat akan terjadi musibah bencana alam sewaktu-waktu tiba. “Kami berharap akan aman setelah dikerjakan, tap kalau hasilnya seperti ini, tentunya sama dengan bohong dikerjakan,” jelasnya.
Berdasarkan hal itulah, tambah dia, Pemerintah diminta untuk mengevaluasi sejumlah hasil pekerjaan para kontraktor yang dilakukan. Tidak mentup kemungkinan sejumlah proyek di Daerah lain hasilnya pun seerti ini. Kalau memang tidak dilakukan cara seperti itu, tentunya masyarakat akan merasa dirugikan, sehingga membuat polemic di masyarakat. “ Kalau Pemerintah tentunya ada bermain dengan pihak pelaksana sejumlah proyek yang tersebar di Wilayah Donggala,” tutupnya.
Salah satu proyek yang belum selesai masa pemeliharaanya itu, tentu masih menjadi taggungjawab pelaksana itu sendiri untuk memperbaiki sejumlah pekerjaanya yang mengalami kerusakan. Seperti proyek penahan tebing sungai di Desa Limboro itu, yang mana kondisinya sangat para. Ada beberapa titik mengalami kerusakan, mulai dari kerussakan berskala kecil hingga kerusakan yang berat seperti tanggul ambruk. Hal itu akan menjadi tanda tanya di benak masyarakat. Kalau proyek itu jelas telah di mark up.
Samppai berita ini diterbitkan, belum diketahui berapa jumlah anggaran yang digeliontorkan untuk mengerjakan proyek iyu, dan belum diketahui perusahaan apa yang mengerjakannya.
Kristal
www.majalahteropong.mypalucity.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar