Sabtu, 10 November 2012

Permukiman Desa Mbulawa Butuh Perhatian

Donggala - Palu Sulteng
HARIANMERCUSUAR.com , Kondisi permukiman di Desa Mbulawa Kecamatan Rio Pakava masih sangat memprihatinkan. Selain terpencar di lereng gunung, juga hanya dibuat dari bahan kayu seadanya.

Kepala Desa Mbulawa, Salman Simeon di Donggala, Selasa (6/11) mengatakan bahwa di desanya sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah, dalam hal penataan permukiman, khususnya yang ada di Dusun III. Di dusun itu, dengan jumlah sekira 50 KK, pada umumnya memilih tinggal berjauhan di lereng-lereng gunung, sehingga menyulitkan aparat desa dalam berkomunikasi. “Mereka harus disatukan dalam satu kawasan, supaya gampang kita urus,” ujarnya.


Upaya pemerintah desa untuk mempersatukan masyarakat dalam satu tempat, kata Salman sudah pernah dilakukan, namun mengalami beberapa kendala, diantaranya terkiat pendanaan untuk membangun permukiman yang tidak mampu ditanggung oleh pemerintah desa.

Upaya untuk meminta bantuan kepada pemrintah daerah yang tertuang dalam proposal permohonan, sudah pernah dilakukan pada tahun 2009, namun sampai saat ini belum terealisasi. Sehingga ia dan aparat desa lainnya, kembali mengajukan proposal untuk tahun 2013.


Kekhawatiran terhadap permukiman penduduk yang berdomisili berpencar itu, akan berdampak pada perambahan hutan yang tidak terkendali di daerah kawasan konserfasi. Sehingga jika tidak dilakukan pembinaan, maka dapat mengancam kelestarian hutan di kecamatan yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat itu.


Olehnya, ia berharap agar Pemkab Donggala dalam hal ini Dinas Sosial dapat membuatkan permukiman dengan rumah layak huni pada tahun 2013, seperti yang diterapkan dibeberapa kecamatan yang masuk dalam Kawasan Adat Terpencil (KAT).


Salman yang ditemani Kepala SDN Mbulawa, I Wayan Darsana dan pendeta Kapten Gunawan, juga menyampaikan persoalan sarana pendidikan yang membutuhkan bantuan pemerintah.


Bangunan yang ada pada saat ini masih sederhana yang hanya mampu menampung 40 siswa.


Untuk menuju ke Desa Mbulawa, terbilang butuh kesabaran. Jarak dari ibukota kecamatan Rio Pakava sekira 30 km, dengan kondisi jalan yang sulit dilalui kendaraan roda empat, karena lebih didominasi jalan setapak yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau kendaraan roda dua. Sehingga perbaikan infrastruktur jalan, juga menjadi dambaan warga Desa Mbulawa, tutupnya. HID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar