DPP.PKB.or.id - Kedaulatan Pangan Indonesia menjadi sebuah harga mati untuk diwujudkan pada tahun 2013. Lantaran beberapa komoditi pangan pengganti beras sudah mulai memenuhi pasar ekspor.
"Kedaulatan pangan harus kita perjuangkan bersama demi harga diri dan kemandirian bangsa di mata dunia," ujar Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far kepada redaksi www.dpp.pkb.or.id, Senin (14/1/2013).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat ekspor gaplek pada 2009 mencapai 159,87 juta ton dengan nilai USD23,64 juta, sedangkan untuk tapioka mencapai 13,19 juta ton dengan nilai USD4,5 juta.
Pada 2010 ekspor gaplek mencapai 143,82 juta ton dengan nilai USD31,76 juta dan tapioka mencapai 23,81 juta ton dengan nilai USD12,77 juta. Tahun 2011 ekspor ubi kayu atau singkong berupa gaplek mencapai 40,9 juta ton, berupa tapioka mencapai 83,15 juta ton dan bentuk lain mencapai 1,2 juta ton.
Sedangkan total impor singkong sepanjang tahun 2012 diperkirakan melebihi 13.300 ribu ton dengan nilai di atas 3,4 juta dolar. Ia pun membeberkan beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkannya.
"Kemandirian produksi pangan bisa dilakukan dengan membuat kebijakan yang mengarah pada peningkatan produksi pangan nasional,"ujar Ketua DPP PKB ini.
Misalnya, meningkatkan pembangunan infrastruktur penunjang produksi pangan nasional, larangan impor bahan pangan, dan membuat varietas benih.
Dukungan pada usulan ini juga didasarkan data Kementerian Pertanian yang mencatat rata-rata produksi singkong pada periode itu sebesar 19,92 juta ton setahun. Sedangkan kebutuhan dalam negeri cuma 12,14 juta ton setahun. Bahkan, Kemtan optimistis, tahun 2012 produksi singkong bisa sebanyak 25 juta ton dan naik jadi 27,6 juta ton di tahun 2014 dengan area luas tanam 1,5 juta hektare.
Ada data lain yang dirilis oleh BPS mengenai impor beras, sepanjang tahun 2012 Indonesia masih melakukan impor beras dari berbagai negara Asia. Secara kumulatif dari mulai Januari - November 2012 hampir mencapai 1,326 juta ton atau senilai USD719 juta. Khusus bulan November 2012, impor beras tercatat sebesar 220 ribu ton atau senilai USD102,4 juta.
Dibandingkan dengan beras impor yang masuk ke Indonesia dari Januari hingga November 2011 sebanyak 2,5 juta ton dengan nilai USD1,3 miliar atau setara Rp 11,7 triliun memang ada penurunan walaupun tidak siginifikan.
Akan tetapi data Kementerian Pertanian menunjukkan, dari target produksi padi tahun 2012 sebanyak 67,8 juta ton gabah kering giling, tercapai 68,59 juta ton. Jagung, dari target 24 juta ton, tercapai 18,95 juta ton. Kedelai, dari target 1,9 juta ton, tercapai 779.741 ton.
"Artinya ada surplus produksi padi nasional walaupun belum signifikan,"ujar Marwan.tanaman pangan unggulan nasional, dan lain sebagainya.
Cara lainnya dengan distribusi pangan yaitu dengan adanya distribusi silang pangan dari daerah yang surplus ke daerah yang minus produksi pangan. Kemudian perlu adanya larangan ekspor bahan pangan yang menjadi kebutuhan pangan nasional, larangan menimbun bahan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar