donggala,
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengungkapkan
rendahnya elektabilitas partai Islam sebagaimana dilansir sejumlah
lembaga survei tidaklah komprehensif.
Menurut dia, hasil itu tidak relevan jika dikaitkan dengan PKB, sebab konstituen PKB mayoritas tidak tersentuh oleh lembaga survei. "Survei itu tidak komprehensif, karena samplenya hanya ribuan dan hanya di perkotaan. Kalau dengan PKB tidak relevan karena massa PKB ada di kampung. Orang-orang dikanpung sulit untuk baca kuisioner," ungkap Marwan kepada Okezone, Kamis (28/6/2012).
Di samping itu kata dia, para pengamat seringkali salah menilai partai Islam. “Pengamat yang mengamati PKB selalu salah. Dulu lembaga survei bilang PKB 2009 tidak lolos PT, ternyata PKB lolos," imbuhnya.
Bagi dia, partai yang berbasiskan massa Nahdlatul Ulama telah memiliki massa tetap yang tidak bakal pindah kepartai lain. "PKB punya Captive market, sehingga tidak pindah ke partai lain," kata dia.
Menurut dia, persoalaan mendasar bagi parpol Islam adalah
maraknya politik transaksional sehingga merusak massa pemilih.
"Persoalannya sekarang adalah politik transaksional, pendekatannya
pendekatan pragmatis," jelasnya.Menurut dia, hasil itu tidak relevan jika dikaitkan dengan PKB, sebab konstituen PKB mayoritas tidak tersentuh oleh lembaga survei. "Survei itu tidak komprehensif, karena samplenya hanya ribuan dan hanya di perkotaan. Kalau dengan PKB tidak relevan karena massa PKB ada di kampung. Orang-orang dikanpung sulit untuk baca kuisioner," ungkap Marwan kepada Okezone, Kamis (28/6/2012).
Di samping itu kata dia, para pengamat seringkali salah menilai partai Islam. “Pengamat yang mengamati PKB selalu salah. Dulu lembaga survei bilang PKB 2009 tidak lolos PT, ternyata PKB lolos," imbuhnya.
Bagi dia, partai yang berbasiskan massa Nahdlatul Ulama telah memiliki massa tetap yang tidak bakal pindah kepartai lain. "PKB punya Captive market, sehingga tidak pindah ke partai lain," kata dia.
Dia menambahkan sangat wajar bila parpol Islam semakin menurun karena parpol Islam banyak. Tapi tidak menutup kemungkinan parpol nasionalis juga akan menurun elektabilitas seperti, PDI Perjuangan dan Golkar. "Parpol Islam banyak, wajar kalau elektabilitasnya turun, sangat mungkin juga partai nasionalisis turun," imbuh Marwan.
Lembaga survei menurut dia, tidak adil karena telah mendikotomikan parpol Islam dan non Islam. "Sangat tidak adil jika ada dikotomi antara parpol Islam dan nasionalis," pungkasnya.
(ugo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar