Minggu, 02 Desember 2012

Minta Bantuan Anas, Permohonan Maaf Sutan Tetap Ditolak NU

KOMPAS.com - Warga Nahdlatul Ulama (NU) tetap menolak permintaan maaf yang disampaikan Sutan Bhatoegana terkait sosok karismatik KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Padahal, permintaan maaf tersebut sudah disampaikan lewat Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Bambang Susanto, salah seorang petinggi PB NU, menilai, Sutan layak dikecam. Pasalnya, hingga hari ini, anggota Fraksi Demokrat itu belum secara terbuka meminta maaf kepada kaum Nahdliyin.

"Pernyataan Sutan sangat menyayat hati kaum Nahdliyin. Karena itu, Sutan harus datang ke PBNU untuk mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka kepada Nahdliyin dan rakyat Indonesia," ujarnya, Selasa (27/11/2012) kemarin.

Anas Urbaningrum sudah menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan Sutan yang menyebut Gus Dur dilengserkan dari kursi RI-1 lantaran terlibat skandal korupsi. Permintaan maaf juga sudah disampaikan secara langsung kepada keluarga Gus Dur.

"Permintaan maaf lewat Anas Urbaningrum dan langsung ke keluarga saja tidak cukup karena Gus Dur sudah jadi jimat NU dan bapak bangsa," tandas mantan asisten pribadi Gus Dur itu.

Unjuk rasa yang dilakukan kalangan mahasiswa dan kaum Nahdliyin di berbagai daerah juga berlangsung di Jakarta dalam dua hari terakhir. Aliansi Pemuda PKB menggelar aksi tuntutan di depan kantor DPP Partai Demokrat, kemarin, yang letaknya tidak berjauhan dengan Kantor PB NU, Kramat, Jakarta Pusat. Sebagai ungkapan kemarahan, Aliansi Pemuda PKB melakonkan aksi simbolis pemotongan kambing yang bertuliskan nama anggota Komisi VII DPR RI itu.

"Kepala kambing akan kami serahkan ke kantor DPP Partai Demokrat sebagai simbol kemarahan pecinta Gus Dur terhadap Bhatoegana," ujar Saiful Bahri, koordinator aksi.

Ia menjanjikan akan menggerakkan seluruh jaringan Aliansi Pemuda PKB di seluruh daerah serta organisasi-organisasi terkait untuk melakukan aksi. Tuntutan mereka adalah agar Sutan meminta maaf dan mencabut pernyataannya.

"Kami dengan tegas menyatakan tidak akan pernah bisa menerima ucapan Sutan Bhatoegana yang kurang ajar ini. Kami menuntut permintaan maaf Sutan secara terbuka di media massa," ujar Saiful.

Editor : Tri Wahono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar