Minggu, 28 Oktober 2012

KPU Loloskan 16 Partai Politik

Donggala - Sulawesi Tengah,
suarakarya-online.com, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan sebanyak 16 partai politik (parpol) dinyatakan lolos tahapan verifikasi administrasi calon peserta Pemilu 2014. Yakni, Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), dan Partai Persatuan Nasional (PPN).

Ketua KPU Husni Kamil Manik menjelaskan, penetapan hasil verifikasi tersebut berdasarkan putusan rapat pleno, sesuai dengan amanah Peraturan KPU Nomor 7 dan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Tahapan Jadwal Verifikasi Parpol. 

Fraksi PKB Minta Ketahanan Pangan Diperhatikan

Kabupaten Donggala, Sulteng
OKEZONE.COM, Masalah pangan bukan hanya persoalan kebutuhan pokok bagi rakyat Indonesia, tapi juga menentukan hidup, masa depan, dan harga diri sebagai suatu bangsa. Karena itu, berbagai upaya wajib dilakukan agar bangsa ini benar-benar mandiri.

“Masalah kedaulatan pangan setidaknya mencakup tiga hal utama, yakni kemandirian produksi pangan, distribusi pangan, dan masalah konsumsi pangan,” ujar Ketua Fraksi PKB Marwan Ja’far kepada Okezone, Senin (29/10/2012).


Masalah produksi pangan, sambung Marwan, sangat penting, karena menyangkut keberlangsungan hidup bagi bangsa Indonesia, terutama petani yang membutuhkan pembelaan atas kepemilikan lahan pertanian, kualitas, dan kuantitas produksi sehingga dapat menjamin stok pangan nasional.


Jumat, 26 Oktober 2012

Kader PKB Jangan Terjebak Isu Hasil Survei

sulawesi tengah, Donggala
www.dpp.pkb.or.id - Kendati Pemilu masih dua tahun lagi, namun serangan terhadap Partai Kebangkitan Bangsa mulai bermunculan. Salah satunya melalui tsunami hasil survei yang akhir-akhir ini marak bermunculan di mana-mana.

Untuk itu, para kader dan simpatisan PKB diimbau tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu hasil survei. Jangan sampai serangan dalam bentuk halus ini mengurangi semangat untuk membesarkan partai.

“Kader PKB tidak boleh terjebak pada isu hasil survei. Tapi, malah harus lebih mengedepankan kerja-kerja politik konsolidasi dari tingkat provinsi sampai ranting. Konsolidasi itu bisa dimulai dengan modal senyum dan silahturrahim,” ujar Dewan Syuro DPW PKB Jawa Tengah, Cholidy Ibhar di acara Ta’aruf Pengurus DPW PKB Jawa Tengah di Pondok Pesantren Girikusumo, Banyumeneng, Mranggen, Demak, akhir pekan lalu.

Jumat, 19 Oktober 2012

Kader PKB diwajibkan bela buruh dan petani

WASPADA.CO.ID Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta seluruh kader partai untuk memberikan perhatian khusus terhadap para petani dan buruh yang merupakan mayoritas rakyat Indonesia.

Ketua Fraksi PKB di DPR, Marwan Jafar menyatakan, partainya akan memperjuangkan kelompok tani, buruh tani dan nelayan melalui regulasi dan kebijakan yang dapat menjamin beberapa hal substansial.

"Wajib membela kelompok tani, buruh tani dan nelayan melalui regulasi, kebijakan dan program konkrit agar keberadaan mereka dapat segera diberdayakan," ujar Marwan dalam rilis yang diterima redaksi, hari ini.

Kebijakan yang dapat menjamin beberapa hal substansial itu, kata Marwan, harus memperhatikan ketersediaan lahan produksi pertanian bagi petani, terutama petani produsen dan buruh tani.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Proyek Jalan Desa Nupabomba Disoal

PKB Donggala, Sulteng
MERCUSUAR - Proyek pembangunan jalan di Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala dipertanyakan sejumlah warga. Masalahnya, volume pekerjaannya dinilai tidak sesuai dengan panjang jalan yang diusulkan dalam musyawaran perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat desa hingga kabupaten.

Kepala Desa Nupabomba, Fadlan Mahyudin mengatakan dalam Musrenbang yang dilaksanakan tahun lalu, diketahui bahwa jalan yang akan dibangun sepanjang 2.000 meter atau dua kilometer. Namun faktanya hanya sepanjang 225 meter yang terbangun. Ditambah lagi masyarakat Nupabomba juga semakin bertanya-tanya, siapa rekanan yang mengerjakan dan berapa nilai proyeknya. Karena tidak tercantum papan proyek di lokasi jalan dusun yang dibangun. “Kalau memang hanya 200 meter dikerja tidak ada masalahnya. Jangan terkesan lain diumumkan lain dikerjakan,” ujar kades bergelar SH itu per telepon, Selasa (2/10).

Estafet Perjuangan Kemanusiaan (Mengenang 1000 Hari Wafat Gus Dur)

PKB Donggala,
Oleh : Akhmad Syarief Kurniawan,
Kader Muda NU Lampung.  

Hampir genap seribu hari (1000) tak terasa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggalkan kita, sejak 30 Desember 2009 silam. Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU) dikenal istilah tradisi peringatan Haul (peringatan 1 tahun wafat seseorang), Haul akan terasa dahsyat gemanya jika yang meninggal itu seorang tokoh kharismatik, ulama’ besar, pendiri sebuah pesantren dan seterusnya, dan Gus Dur-lah salah satunya.

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah seorang Kiai, cendekiawan, aktivis, pemimpin humanis, tokoh demokrasi, tokoh lintas agama, pejuang hak-hak asasi dan pluralisme. Kita sebut dengan penuh penghormatan ”salah seorang putera terbaik”. Sepanjang hidupnya telah mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk menegakkan harkat dan martabat setiap individu dan komunitas pada tempat yang setinggi-tingginya sebagai warganegara. Tidak ada perbedaan, tidak ada diskrimansi dan tidak ada eksploitasi.

Kamis, 04 Oktober 2012

Sepenggal Kisah Dari Pinembani: To Pakava, Orang-orang Yang Terlupakan

Oleh: Ewin Laudjeng**
 
Mau Koe Kodi Bulu Siora,
(Meskipun Kecil Gunung Siora)
Ne Nuepe Kanja Rede Kadana,
(Jangan Kau Peduli Tubuhnya Yang Pendek)
Njisi Ri Vana, Nalabu Savana
(Meresap ke Rimba, Karamlah Sevanah)
Njisi Ri Lemba, Nalabu Salemba,
(Meresap ke Lembah, Karamlah Selembah)
Njumampipi Vana Manggasuvia
(Sekeliling Rimba memberi Penghormatan)

Alkisah, seorang lelaki bertubuh pendek datang dari pegunungan. Dia bermaksud meminang seorang puteri bangsawan di Lembah Palu, Sulawesi Tengah. Sang puteri bangsawan dan keluarganya tak berkenan menerimanya. Tapi, ketika lelaki itu melantunkan syair di atas, dengan serta merta Sang puteri dan keluarganya menerima lelaki itu dengan penuh penghormatan.